MAKALAH
Judul
: Inflasi di berbagai negara dan solusinya
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro I
Dosen
pengampu : Moh. Usman Kurniawan, S.pd –

Disusun
Oleh
NURDIN
(2012287203P0001)
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PRODI
PENDIDIKAN EKONOMI
IKIP
PGRI JEMEBER
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah Tuhan yang maha esa.
Atas
berkat rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan makalah yangberjudul
“Inflasi di berbagai negara dan solusinya”.
Sholawat
beriring salam semoga selalu tecurah limpahkan kepada Nabi tercinta
Muhammad saw yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yang terang benderang.
Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro I yang diampu oleh dosen Mohammad Usman
Kurniawan S.pd-.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.Dan semoga
makalah yang kmai susun ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi refrensi
untuk pembuatan karya tulis sejenis.
Ahir
kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan mohon
maaf atas segala kekurangan.
Jember,01
Feb. 14
Nurdin
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
KATA
PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
DAFTAR
ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . ..2
BAB
I : PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .3
2. Rumusan
Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 3
3. Tujuan
makalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 4
4. Manfaat
makalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .4
BAB
II : PEMBAHASAN
1. Pengertian
Inflasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .5
2. Macam-macam
Inflasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. 6.
3. Teori
Inflasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . ..8
4. Pengaruh
Inflasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .9
5. Inflasi
yang terjadi di Indonesia. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
III : PENUTUP
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR
PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang sangat menyedot perhatian para
pengamat ekonomi. Seperti sebuah penyakit, inflasi timbul karena berbagai
alasan. Sebagian inflasi timbul dari sisi permintaan dan sebagian lagi timbul
dari sisi penawaran. Secara teoritis pengertian inflasi merujuk kepada
perubahan tingkat harga(barang dan jasa) umum yang terjadi secara terus menerus
akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat.
Untuk itu inflasi harus dapat segera diatasi, karena inflasi yang buruk
akan mengurangi investasi diikuti dengan berkurangnya kegiatan ekonomi dan
bertambahnya pengangguran sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu
Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Inflasi?
2. Apa Macam-macam Inflasi?
3. Apa Teori-teori Inflasi?
4. Apa pengaruh Inflasi?
5. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi?
C.
TUJUAN
A.
Mengetahui
pengertian inflasi
B. Mengetahui
jenis – jenis inflasi
C. Mengetahui
penyebab terjadinya inflasi
D. Mengetahui
pengaruh Inflasi
di negara
E. Mengetahui
Kebijakan Untuk Mengatasi
Inflasi
di indonesia
F. inflasi di indonesia tahun 2013
D.
MANFAAT
Untuk
mempelajari lebih rinci tentang inflasi dan kita dapat mengetahui bagaimana
caranya untuk mengatasi inflasi tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang
dan jasa secara umum dan terus menerus. Umum berarti kenaikan
harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tapi kenaikan harga itu
meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, terlebih lagi
kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus menerus
berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya kenaikan harga
barang menjelang hari raya. Kenaikan harga pada kondisi tertentu tidak menjadi
permasalahan kerena harga akan kembali normal.
Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar
masyarakat. Untuk mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan
semua pelaku ekonomi lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang
sudah pernah terjadi sebelumnya, sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya
tidak terjadi kerugian yang membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai
contoh, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya
adalah 10% per tahun, maka setiap pengusaha dapat memasukkan perubahan
harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula
dengan kelompok masyarakat yang berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan
gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya
secara riil tidak mengalami penurunan.
Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan
kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan.
Angka indeks biaya hidup mencatat perubahan harga barang-barang dan jasa-jasa
sehingga dapat menentukan kondisi inflasi(kenaikan harga) ataupun
deflasi(penurunan harga). Salah satu angka indeks yang dipakai untuk menghitung
inflasi adalah angka indeks laspeyres.
1.2 . Macam-macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu
jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian
inflasi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi
a. Inflasi
ringan
Adalah
inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini tidak
begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga dengan inflasi yang merayap dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara
nasional.
b. Inflasi sedang
Adalah inflasi yang lajunya antara
10% - 30% setahun. Pada tingkatan ini mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga
meski tidak begitu signifikan, dan jika tidak segera diatasi akan menjadi
inflasi berat.
c. Inflasi
berat
Inflasi yang lajunya berada pada
batas antara 30% - 100% setahun. Pada tingkat ini harga-harga kebutuhan
masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan. Indonesia pernah
mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada waktu itu inflasi per Desember
mencapai 77,63 %.
d. Hiperinflasi
Jenis inflasi ini sangat dirasakan
karena dapat terjadi secara besar-besaran dan jika diukur berada di atas 100%
setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah mengalami inflasi sebesar 600%,
hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara besar-besaran untuk menutup
defisit anggaran pada waktu itu.[3]
2.
Berdasarkan Penyebab Awal Inflasi
a. Demand Pull Inflation
Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan,
bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total oleh suatu perekonomian
ditunjukkan oleh kurva AS, mula-mula permintaan masyarakat terhadap barang dan
jasa yang dihasilkan tersebut ditunjukkan oleh kurva permintaan AD, sehingga di
pasar terjadi harga keseimbangan awal (P1) dan jumlah keseimbangan awal (Q1).
Karena kapasitas perekonomian tidak mampu menghasilkan barang dan jasa melebihi
penawaran awal AS dan disisi lain permintaan meningkat menjadi AD’. Maka harga naik
dari P1 menjadi P2. Kenaikan permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya
kenaikan harga, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan.
Kenaikan permintaan ini dapat diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk
maupun semakin bertambahnya jenis dan kebutuhan masyarakat.
b. Cost Push Inflation
Inflasi yang disebabkan turunnya produksi atau jasa yang ditawarkankarena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak
efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh /
menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari
serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Dalam
kondisi normal, produksi ditunjukkan oleh kurva penawaran (AS) dengan
permintaan awal (AD). Keseimbangan terjadi dititik E dengan harga keseimbangan
P1 dan jumlah keseimbangan Q1. Apabila terjadi penurunan jumlah produksi
sehingga kurva penawarannya bergeser ke kiri atas dari AS ke AS’. Kondisi ini
mengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke E’dan harga naik menjadi P2.
3.
Berdasarkan Asal Inflasi
a. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal
dari dalam negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri yang timbul misalnya
karena deficit anggaran belanja yabg dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen
yang gagal dan sebagainya.
b. Imported Inflation atau inflasi yang tertular
dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena kenaikan harga-harga di luar
negeri atau Negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga
barang-barang yang kita impor mengakibatkan:
1. Secara langsung menaikkan indeks biaya hidup karena
sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.
2. Secara tidak langsung menaikan indeks harga melalui
kenaikan ongkos produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang
menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus di impor (cost inflation).
3. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di
dalam negeri karena ada kemungkinan (tetapi ini tidak harus demikian) kenaikan
harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengelauaran pemerintah atau
swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand Pull
Inflation).
C. Teori-teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga
teori itu adalah sebagai berikut:
1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas adalah teori yang paling tua
mengenai inflasi namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses
inflasi di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang.
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar
dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori
ini adalah sebagai berikut:
a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan
volume uang yang beredar (uang kartal dan uang giral).
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan
jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi masyarakat mengenai kenaikan
harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas
teori makronya, teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini,
inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Pross infasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses
perebutan bagian rizeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan
bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat
tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan di mana
permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia (inflatiory gap). Selama
inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas
pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada
ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang
berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut
teori inflasi jangka panjang karena teori ini mencari factor-faktor jangka
panjang manakah yang bisa mengakibatkan inflasi? .Menurut teori ini, ada 2
ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa
menimbulkan inflasi.
a. Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor,
yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan
sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena :
1. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak
menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus dibayar.
2. Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsive terhadap
kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak elastis).
b. Ketegaran
yang kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan
makanan di dalam negeri.
Proses Inflasi yang timbul karena dua ketegaran tersebut dalam praktek
jelas tidak berdiri sendiri. Umumnya kedua proses tersebut saling berkaitan dan
sering kali memperkuat satu sama lain.
D. Pengaruh
Inflasi
1. Pengaruh Terhadap Perekonomian
a. Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk
menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan
tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada
melakukan investasi yang produktif
b. Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi
keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin
tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan meraka
tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal
untuk mengembangkan sektor-sektor produktif.
c. Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada
akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi
tidak lagi dapat diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi
kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
d. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang
dihasilkan di dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor
berkembang lebih cepat, tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bartambah
lambat. Hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang. Dan
kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran.
2. Pengaruh
Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Memperburuk Distribusi
Pendapatan
Dalam masalah inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan
pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat
dari kenaikan inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih menguntungkan
masyarakat yang berpendapatan tinggi karena bisa menginvestasikan uangnya untuk
harta tetap tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah
pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian inflasi
melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.
b. Pendapatan Riil Merosot.
Sebagian tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji
tetap dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului
kenaikan pendapatan. Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan
kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran
masyarakat merosot
c. Nilai riil tabungan merosot.
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam
bentuk deposit dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut
akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan
karena kemerosotan nilai riilnya.
E. Kebijakan
Untuk Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang
yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank
sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan
inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya.
Kebijakan Moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
a.
Politik
Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan
menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada
menjalankan investasi.
b.
Politik
Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c.
Politik
Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d.
Pengawasan
kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk memberikan kredit secara selektif
untuk membatasi uang yang beredar dimasyarakat.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b. Menaikkan
Pajak. Dengan menaikkan pajak,
konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk
membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat
berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan
tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya
berkurang.
Grafik inflasi di Indonesia dari tahun 2011-2013

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang
dan jasa secara umum dan terus menerus. Inflasi pada dasarnya
mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik bulanan,
triwulanan, maupun tahunan. Salah satu angka indeks yang dipakai untuk
menghitung inflasi adalah angka indeks laspeyres.
Inflasi yang terjadi digolongkan bermacam-macam berdasarkan penyebabnya: Berdasarkan Tingkat Keparahan atau
Laju Inflasi (Inflasi
ringan, Inflasi sedang, Inflasi
berat, Hiperinflasi), Berdasarkan penyebab awal inflasi (Demand Pull Inflation, Cost Push Inflation), Berdasarkan asal inflasi (Domestic Inflation, Imported Inflation).
Ada 3 teori
utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utama inflasi
adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai
kenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.. Teori strukturalis:
sebab inflasi adalah dari ketidakelastisan struktur ekonomi.
Pengaruh Inflasi terhadap perekonomian adalah Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif, Tingkat Bunga Meningkat
dan Akan Mengurangi Investasi, Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan
Ekonomi dan Masa Depan. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran. Pengaruh Inflasi
Terhadap Individu dan Masyarakat adalah Memperburuk Distribusi Pendapatan,
Pendapatan Riil Merosot, Nilai riil tabungan merosot
Upaya yang
dapat digunakan untuk mengatasi inflasi menggunakan kebijakan moneter (Politik
Diskonto, Politik
Pasar terbuka, Politik
Persediaan Kas, Pengawasan
kredit secara selektif) dan
Kebijakan Fiskal (Pengaturan Pengeluaran Pemerintah, Menaikkan Pajak)
DAFTAR
PUSTAKA
1. AMP YKPN. Yogyakarta. 2004. hlm. 128
2. Ibid. hlm. 137
5. Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu
Ekonomi no.2 EKONOMI MAKRO. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta. 2001. hlm. 161
6. Ibid. hlm. 161
7. Sadono Sukirno. Pengantar Teori Ekonomi
MakroEdisi Kedua. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2002. hlm. 308\
8. Putra. http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/kebijakan-untuk-mengatasi-inflasi.html. 06 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar